Tampilkan postingan dengan label HIV AIDS. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 08 Februari 2014

Antara HIV dan Janin


Bagaimana Bayi Tertular HIV?

HIV, virus penyebab AIDS, dapat menular dari ibu yang terinfeksi HIV ke bayinya yang baru lahir. Menurut WHO, sampai 30% bayi lahir dari ibu yang terinfeksi HIV akan tertular HIV kalau ibunya tidak memakai terapi antiretroviral (ART). Antara 5-20% lagi dapat tertular melalui air susu ibu (ASI).
Ibu dengan viral load HIV yang tinggi lebih mungkin menularkan infeksi pada bayinya. Kebanyakan ahli menganggap bahwa risiko penularan pada bayi sangat amat rendah bila viral load ibu di bawah 1000 waktu melahirkan. Walaupun janin dalam kandungan dapat terinfeksi, sebagian besar penularan terjadi waktu melahirkan atau melalui menyusui. Bayi lebih mungkin tertular jika persalinan berlanjut lama. Selama proses kelahiran, bayi dalam keadaan berisiko tertular oleh darah ibunya.

Harus diketahui bahwa seorang laki-laki dengan HIV tidak bisa menularkan virusnya langsung pada bayi. Namun laki-laki tersebut dapat menularkan pasangan perempuan waktu berhubungan seks untuk membuat anak.

Bila ibu baru tertular HIV pada akhir masa kehamilan, viral loadnya akan sangat tinggi waktu melahirkan anak, yang berarti risiko bayi terinfeksi HIV waktu lahir paling tinggi. Oleh karena itu pasangan laki-laki terinfeksi HIV harus menghindari hubungan seks tanpa kondom dengan pasangan perempuan yang HIV-negatif waktu dia hamil.

Bila seorang ibu berperilaku berisiko penularan HIV selama kehamilan, sebaiknya dia dites HIV pada setiap trimester dan tiga bulan setelah berperilaku berisiko.

Bagaimana Penularan HIV dari Ibu-ke-Bayi Dapat Dicegah?

Bila ayah terinfeksi HIV: Penelitian baru menunjukkan bahwa air mani dari seorang laki-laki terinfeksi HIV dapat ‘dicuci’, untuk memisahkan spermanya dari cairan yang mengandung HIV. Dengan cara ini, sperma dapat dipakai untuk membuahkan perempuan tanpa risiko dia akan terinfeksi, Tindakan ini efektif tetapi sangat mahal. Catatan: bila ibu tidak terinfeksi, pasti bayi tidak terinfeksi. Status HIV bayi tidak terpengaruh oleh status HIV ayahnya.

Penggunaan ART: Risiko penularan sangat rendah bila ART dipakai oleh ibu waktu hamil dan melahirkan. Angka penularan hanya 1–2% bila ibu memakai ART.
Pedoman terbaru di Indonesia mengusulkan semua ibu hamil memakai ART. Bayi diberi satu AZT pas setelah lahir, dengan AZT diteruskan dua kali sehari selama enam minggu. Dengan cara ini, angka penularan dapat ditekan menjadi di bawah 2%.

Menjaga proses kelahiran tetap singkat waktunya: Semakin lama proses kelahiran, semakin besar risiko penularan. Bila ibu memakai ART dan mempunyai viral load di bawah 1000, risiko hampir nol. Ibu dengan viral load tinggi dapat mengurangi risiko dengan melahirkan melalui bedah Sesar.

Makanan bayi: Sampai 15% bayi terinfeksi HIV melalui ASI yang terinfeksi. Risiko ini dapat dihindari jika bayinya diberi pengganti ASI (PASI, atau formula).
Namun jika PASI tidak diberi secara benar, risiko lain pada bayinya menjadi semakin tinggi. Oleh karena itu, usulan di Indonesia adalah agar semua bayi disusui secara eksklusif selama enam bulan pertama, kemudian diganti dengan formula secara eksklusif. Namun, jika PASI dapat diberi secara eksklusif (bayi tidak disusui sama sekali) dan aman terus-menerus, dengan formula dilarutkan dengan air bersih, dan ada biaya untuk memastikan formula dapat diberikan dalam jumlah yang cukup, pilihan untuk memberi PASI dapat dipertimbangkan.

Yang terburuk adalah campuran ASI dan PASI. Oleh karena itu, bila berencana untuk menyusui, harus ada kesepakatan dengan bidan sebelum lahir agar bayi langsung diberi pada ibunya untuk disusui, dan tidak diberi makanan atau minuman apa pun sebelumnya.

Bagaimana Kita Tahu Jika Bayi Terinfeksi?

Bayi diwarisi antibodi dari ibunya, untuk melindungi dia dalam bulan-bulan pertama kehidupannya, sebelum sistem kekebalan tubuh sudah berfungsi secara penuh. Hal itu berarti bayi yang terlahir oleh ibu HIV-positif pasti mempunyai antibodi terhadap HIV, apakah dia terinfeksi HIV atau tidak. Antibodi itu mulai hilang pada usia sembilan bulan, tetapi dapat tertahan sampai dengan usia 18 bulan.

Oleh karena itu, hasil tes HIV pada bayi tersebut pasti akan menunjukkan hasil positif, walau kemungkinan besar bayi ternyata tidak terinfeksi.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai masalah ini, dan cara untuk menghadapi, lihat Lembaran Informasi 613 mengenai Diagnosis HIV pada Bayi.

Bagaimana Mengenai Kesehatan Ibu?

Penelitian baru menunjukkan bahwa perempuan terinfeksi HIV yang hamil tidak menjadi lebih sakit dibandingkan yang tidak hamil. Ini berarti menjadi hamil tidak berpengaruh pada kesehatan perempuan HIV-positif. Justru ada bukti bahwa ibu HIV-positif menjadi lebih sehat setelah kehamilan.

Bila akan mulai ART, atau sudah memakai ART sebelum menjadi hamil, seorang ibu hamil sebaiknya mempertimbangkan beberapa masalah yang dapat terjadi terkait ART:
  • Jangan memakai ddI bersama dengan d4T dalam ART-nya karena kombinasi ini dapat menimbulkan asidosis laktik dengan angka tinggi.
  • Hindari penggunaan efavirenz selama trimester pertama kehamilan.
  • Bila jumlah CD4-nya lebih dari 250, jangan mulai memakai nevirapine.
Beberapa dokter mengusulkan perempuan tidak mulai ART pada trimester pertama kehamilan. Ada tiga alasan:
  • Risiko dosis dilewatkan akibat mual dan muntah selama awal kehamilan, dengan risiko mengembangkan resistansi terhadap obat yang dipakai.
  • Risiko obat mengakibatkan anak cacat lahir, yang tertinggi pada trimester pertama. Tidak ada bukti terjadi cacat lahir akibat penggunaan ARV, kecuali dengan efavirenz.
  • Ada kekhawatiran ART dapat meningkatkan risiko kelahiran dini atau bayi lahir dengan berat badan rendah.
Namun pedoman saat ini tidak mendukung penghentian ART oleh ibu hamil.
Jika kita terinfeksi HIV dan hamil, atau ingin hamil, sebaiknya kita bicara dengan dokter tentang pilihan menjaga kesehatan sendiri, dan mengurangi risiko bayi kita terinfeksi HIV atau cacat lahir.
Garis Dasar

Seorang perempuan terinfeksi HIV yang menjadi hamil harus memikirkan kesehatan dirinya sendiri dan kesehatan bayinya. Menjadi hamil tampaknya tidak memburukkan kesehatan ibu.
Risiko bayinya terinfeksi HIV waktu lahir dapat dikurangi menjadi sangat rendah jika ibu dan bayi yang baru lahir memakai terapi jangka pendek selama persalinan.

Risiko cacat lahir akibat penggunaan obat apa pun tertinggi jika obat dipakai pada trimester pertama. Jika kita memutuskan untuk berhenti memakai beberapa obat selama kehamilan, mungkin hal ini memburukkan kesehatannya. Seorang perempuan yang mempertimbangkan menjadi hamil sebaiknya membahas pilihan pengobatan dengan dokter.

Hal ini di perjelas oleh pakar kesehatan dalam Video ini.
 
 
Sumber : 
1. http://spiritia.or.id/li/bacali.php?lino=611
2. http://www.youtube.com/watch?v=4tmcfG6WDew
Read more

Sabtu, 27 Juli 2013

Kabar.Gembira, Racun Lebah Mampu Bunuh HIV.


WASHINGTON, KOMPAS.com — Ilmuwan dari Washington University di St Louis membuktikan bahwa racun lebah mampu menghancurkan Human Immunodeficiency Virus (HIV). Penelitian ini membuka peluang dan harapan baru pencegahan sekaligus penyembuhan HIV/AIDS.

Hasil penelitian ini dipublikasikan di jurnal Antiviral Therapy. Penelitian menguraikan betapa penggunaan racun lebah bernama melittin dan partikel nano sebagai pembawa ke dalam darah mampu membunuh virus yang jadi musuh besar manusia ini.

"Kami menyerang berdasarkan karakter fisik virus HIV. Secara teoretis, tak ada cara bagi virus untuk beradaptasi. Virus harus memiliki lapisan pelindung, dua membran yang melindungi virus," papar Joshua L Hood, ilmuwan yang terlibat dalam riset ini.

Melittin memiliki cara kerja khusus dalam menyerang HIV. "Melittin pada partikel nano berfusi dengan lapisan luar virus. Melittin membentuk pori kecil, menghancurkan lapisan pelindung, dan menelanjangi virus," kata Hood seperti dikutip Spectrum IEEE, Rabu (6/3/2013).

Melittin dan partikel nano ini bekerja spesifik pada HIV. Jadi, tidak merugikan sel tubuh manusia sendiri. Hood melengkapi partikel nano dengan protective bumpers, ruang pada permukaan partikel nano. Sel manusia takkan pas dengan protective bumpers ini.

Dengan penggunaan racun lebah dan partikel nano, HIV bisa dihilangkan dari tubuh manusia. Ini berbeda dengan perawatan anti-retroviral yang hanya mencegah reproduksi HIV. Dengan kata lain, racun lebah dan partikel nano membuat orang dengan HIV/AIDS bisa sembuh.

Ke depan, racun lebah diharapkan bisa digunakan sebagai salah satu komposisi gel vagina untuk mencegah infeksi HIV. Racun lebah juga bisa disuntikkan lewat pembuluh darah balik manusia, yang membuat orang dengan HIV/AIDS bisa sembuh total.

Sumber : Kompas [dot] com
Read more

Minggu, 21 Juli 2013

Perpustakaan Anti Narkoba & HIV/AIDS

Penyalahgunaan Narkoba yang kian merebak, dari lapisan kelas atas, baik pejabat, usahawan dan artis tak asing lagi dengan barang Haram tersebut. Mereka dengan asyik mengkonsumsi dan menyalahgunakan Narkoba sehingga berpengaruh pada moral bangsa, karena dari situlah sosok figure yang seharusnya menjadi bahan inspirasi dan percontohan malah melakukan tindak kejahatan dan melanggar hukum.

Melalui pengembangan “Perpustakaan Anti Narkoba & HIV/AIDS” yang bisa di akses oleh Mahasiswa, Pelajar Sekolah Menengah dan Masyarakat Umum diharapkan mampu menjadi Pusat Referensi dengan memberikan dan menyediakan berbagai pengetahuan mengenai Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) sehingga setelah mereka memahami dan memiliki pengetahuan tentang P4GN maka mereka bisa menyampaikan informasi tersebut kepada Orang tua, keluarga dan masyarakat luas.

Selain pentingnya pengetahuan mengenai Narkoba, berdasarkan hasil analisa kami masyarakat secara umum belum banyak mengetahui tentang HIV dan AIDS, masyarakat hanya tahu HIV dan AIDS hanya sekedar penyakit yang bisa menular. Ketika kami mengadakan sosialisasi banyak dari masyarakat terutama kaum Ibu, belum mengetahui secara jelas bagaimana penularan dan pencegahan HIV dan AIDS.

Berikut ini adalah gambar koleksi buku yang kami miliki. Memang "Perpustakaan Anti Narkoba & HIV/AIDS" ini masih dalam taraf pengembangan, sehingga tanpa mengurangi rasa hormat, kami bersedia menerima sumbangan berupa buku-buku layak baca.


Buku-buku tersebut adalah sumbangan dari :
1. Kegiatan Hari Anti Narkotika Internasional tahun 2012
2. Teman dari Bapak Anton Sanjaya, S.E.
3. Komisi Penanggulangan AIDS Jawa Tengah
4. Para Pejuang UKM GRANAT DPR UNWIDHA Klaten
Read more

Senin, 10 Juni 2013

Narkoba dan HIV? Mereka Akrab! | ODHA Berhak Sehat

Narkoba itu adalah Narkotika dan Obat-obatan atau bahan berbahaya. Secara eksplisitnya dan kepanjangan dari narkobaitu sendiri. Kalo dari Wikipedia selain ”narkoba”, istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen KesehatanRepublik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatandari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif.

Semua istilah ini, baik ”narkoba” ataupun ”napza”, mengacu pada kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan,narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa psikotropikayang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendakdioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini persepsi itu disalahartikan akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang semestinya. (Wikipedia)

Jenis dari narkoba dibagi jadi 3 golongan, yang pertama narkoba adalah: ganja atau marijuana, morphin, heroin atau putaw, opium atau tanaman candu, dan kokain. Golongankedua adalah psikotropika, isinya adalah: amphetamine,ekstasi, dan shabu-shabu. Yang terakhir atau golongan ketiga disebut alcohol dan zat adiktif lainnya. (blog dari SitiZubaidah)


Cara menikmati narkoba bisa dengan banyak cara, diminum, dihirup dan disuntik. Menikmati narkoba dengan cara dihidup dan diminum tidak memiliki resiko yang tinggi, tapi jarum suntik sangat beresiko. Jarum suntik yang dipakai secara bergantian merupakan resiko paling tinggi untuk tertular HIV, karna terjadi pertukaran darah orang lain yang mungkin mengidap HIV. Dan sebagian atau bahkan lebih, dari pengguna narkoba menggunakan jarum suntik. Selain jarum suntik, berhubungan seks juga menyumbang persentase yang cukup banyak. Kenapa kami kaitkan dengan seks? Narkoba bisa menyebabkan pemakainya kehilangan penalaran tentang akal sehat, sehingga pada saat melakukan hubungan seks para pemakai narkoba tidak terpikir untuk melakukan hubungan seks secara aman dan bisa melakukannya dengan siapa saja, sehingga peluang tertular HIV sangat besar.

Berikut kami beri satu contoh kasus penggunaan narkoba, data ini kita dapat dari wikipedia. Pada tanggal 2 Februari2010, Sammy Simorangkir diciduk aparat di sebuah kamar kost daerah Pedurenan Sawit Setiabudi, Jakarta Pusat. Dikamar tersebut ditemukan paket sabu-sabu dan juga alat hisap.Langsung saja, Sammy dibawa ke Polres Jakpus. Dari hasil tes urine, Sammy positif mengonsumsi narkoba dan membuatnya dijerat Undang-Undang Narkotika dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun. Tidak sampai disitu, Sammy pun di pecat sebagai lead singer dari group band Krispatih. Tapi tidak lama setelah itu Sammy keluar dari penjara dan menjalani rehabilitasi. Setelah dinyatakan benar-benar lepas dari narkoba, Sammy kembali menjalani profesinya sebagai penyanyi, tapi kali ini dia memutuskan untuk ber-solo karir.

Kesimpulan kami dari hubungan narkoba dengan HIV dan AIDS adalah narkoba sangat berhubungan erat dengan HIV.Jarum suntik yang tidak steril, seks bebas yang tidak aman membuka peluang paling besar untuk tertular HIV. Bagi yang bukan pengguna narkoba, lebih baik jangan mencoba. Tapi jika anda sudah terlanjur menjadi pecandu narkoba, anda bisa menjalani rehabilitasi supaya bisa terlepas dari pengaruh narkoba. Hidup kita emang akan hancur karna narkoba, tapi bukan berarti nggak bisa sembuh. Liat aja Sammy Simorangkir, bisa dibilang dia udah jatuh tertimpa tangga pula, tapi dia punya keinginan yang kuat untuk bisa bangkit lagi dari semua keterpurukannya dan akhirnya apa? Sammy bisa bangkit. Kalau Sammy saja bisa, kenapa anda tidak? Dimana ada kemauan, disana pasti aja jalan.

Kalau bukan kita, siapa lagi? Tunjukkan kalau bukan Cuma kami yang peduli, tapi #KitaPeduli

Sumber : http://www.odhaberhaksehat.org/
Read more

Rabu, 03 Oktober 2012

Tips Mencegah HIV/AIDS

SEKSOLOG Dr. Boyke Dian Nugraha menjelaskan bahwa penyakit HIV/AIDS adalah salah satu penyakit mematikan yang saat ini belum ditemukan obatnya. Namun menurutnya, ada lima langkah yang dapat dilakukan guna mencegah penularan penyakit tersebut :

1. Hindari hubungan seks bebas
Seseorang yang sering melakukan hubungan seks bebas, menurut Boyke dipastikan akan tertular penyakit HIV / AIDS ini

2. Setiap pria atau wanita harus setia kepada pasangan masing-masing. Sehingga diharapkan dapat mengurangi masuknya virus HIV yang dapat menghancurkan sistem kekebalan tubuh manusia. Setiap pasangan harus selalu menjaga hubungan mereka agar harmonis sehingga hubungan seks dengan yang bukan pasangannya dapat dihindarkan.

3. Apabila langkah 1 dan 2 tidak dapat dilakukan, sebaiknya saat melakukan hubungan seks selalu menggunakan kondom. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah masuknya virus dari pasangan seks mereka.

4. Hindari penggunaan jarum suntik secara bergantian khususnya bagi para generasi muda, karena jarum yang digunakan belum tentu seteril.

5. Hindari penularan melalui transfusi darah dengan cara selektif dan ketat.

Read more

Sikap Ketika Menemui Pengidap HIV/AIDS


Bagaimana Sikap Kita Terhadap Pengidap Virus HIV dan Penderita AIDS?

· Berpikirlah positif dan tenang, serta hindarilah tingkah laku yang bisa menularkan virus HIV.
· Perlakukan penderita AIDS secara manusiawi dan bijaksana serta jangan dikucilkan dari pergaulan.
· Anjurkan penderita untuk selalu memeriksakan diri ke petugas kesehatan.
· Bimbing ke jalan agama agar tetap percaya diri, dan yakinkan tobatnya diterima Tuhan dan tetap beramal baik hingga akhir hayatnya.
· Ringankan penderitaan batin penderita AIDS.
· Jika penderita AIDS meninggal dunia, diusahakan perawatan jenazahnya secara khusus.

Upaya Pencegahan HIV/AIDS Menurut Ajaran Islam

1. Memahami ajaran Islam dengan mengetahui bahwa ada lima komponen kehidupan yang dijadikan standar kesejahteraan hidup dalam ajaran fiqih Islam, yaitu jiwa, akal, fikiran, harta benda, nasab/keturunan dan agama/ keyakinan.
2. Memahami arti kesehatan, bahwa menurut kesimpulan munas MUI Tahun 1983 kesehatan adalah “ketahanan jasmaniah rohaniah dan sosial yang dimiliki sebagai karunia Allah yang wajib disyukuri dengan mengamalkan tuntunan-Nya dan memelihara serta mengembangkannya, dan ada tiga jenis kesehatan, yaitu kesehatan fisik, kesehatan mental, dan kesehatan masyarakat. Dalam kontek kesehatan fisik, Nabi bersabda “Sesungguhnya badanmu mempunyai hak atas dirimu”.
3. Melalui dakwah Islamiyah dengan cara amar ma’ruf nahi mungkar.
4. Mewaspadai tipu daya setan dan tingkah lakunya, dimana Allah berfirman:  

Artinya:
(Allah) berfirman: “Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahannam dengan kamu semuanya.” (Al-A’raf: 18)

5. Mencegah melalui pendidikan sejak dini, baik lingkungannya maupun keluarga. Pendidikan agama Islam bagi anak-anak sejak pra-sekolah sampai sekolah.

Perawatan/Penanggulangan Penderita HIV/AIDS

1. Melakukan taubat kepada Allah, artinya meskipun Allah membenci manusia yang melakukan dosa, akan tetapi jika pendosa itu bertaubat, beriman dan beramal sholeh, maka dosa-dosanya akan dihapus oleh Allah dan akan diganti dengan kebaikan.
2. Tetap melaksanakan ibadah kepada Allah, artinya meskipun dalam keadaan sakit HIV/AIDS harus diajak terus berupaya menjalankan ibadah shalat, sebab kebaikan yang terdapat dalam sholat itu akan menghapuskan kejelekan/ kejahatan.

“Jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu (ajakanmu) itu maka ketahuilah, sesungguhnya Al Quran itu diturunkan dengan ilmu[713] Allah, dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kamu berserah diri (kepada Allah)?”
(Surat Huud:14)
3. Tetap berbaik sangka dan tidak putus asa.
4. Berjanji untuk tidak menularkannya kepada orang lain dan tidak lagi melakukan perzinahan yang mengakibatkan orang tertular HIV/AIDS.
5. Beramal Sholeh dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Penutup

Posisi Indonesia dengan penduduk mayoritas muslim, letaknya sangat strategis sebagai jalur lalu lintas antar negara menjadi risikan penularan HIV/AIDS, yaitu penyakit yang sangat berbahaya yang menyerang sistem kekebalan tubuh seseorang sehingga penderita tidak mampu bertahan terhadap serangan suatu penyakit. Begitu pula Jawa Timur dan khususnya Kota Malang yang telah menjadi berhimpunannya Mahasiswa, pelajar, serta wisatawan asing dan domestik sangat rawan tertular penyakit HIV/AIDS, karena sulitnya pengawasan terhadap seseorang yang terjangkitnya menular yang membahayakan itu.
Penanggulangan penyakit baru khususnya HIV/AIDS, hendaknya memper-hatikan empat dimensi, yaitu dimensi biologis, psikologis, sosiologis dan spiritual. Oleh karena itu pendidikan moral, etik agama sudah harus ditanamkan sejak dini. Begitu pula penanggulangannya ditanamkan sejak dini. Begitu pula penang-gulangannya dilakukan secara kuratif dan preventif harus diupayakan da’wah secara kaffah dan akurat serta intensif, terutama tentang tata kehidupan seksual yang Islami, hidup bersih dan nilai-nilai kepasrahan terhadap kebesaran Allah dan arti taubatan nasuha.
Read more

Gejala HIV / AIDS dan Penularannya

Gejala-Gejala Penyakit AIDS (ARC=AIDS Related Complex)
Untuk memastikan apakah seseorang kemasukan virus HIV, ia harus memeriksakan darahnya dengan tes khusus dan berkonsultasi dengan dokter. Jika dia positif mengidap AIDS, maka akan timbul gejala-gejala yang disebut degnan ARC (AIDS Relative Complex) Adapun gejala-gejala yang biasa nampak pada penderita AIDS adalah:
  1. Lelah berkepanjangan
  2. Sering demam (>38 °C)
  3. Sesak nafas dan batuk berkepanjangan
  4. Berat badan turun mencolok
  5. Bercak merah kebiruan pada kulit/mulut
  6. Diare lebih satu bulan tanpa sebab yang jelas
  7. Bercak putih/luka dalam mulut
Siapa yang Beresiko Tinggi Tertular HIV/AIDS?
  1. Mereka yang melakukan hubungan seksual dengan orang yang terkena HIV/AIDS tanpa menggunakan pengaman kondom.
  2. Orang yang berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan yang berisiko seperti pelacur dan homoseksual.
  3. Orang yang mendapat transfusi darah yang tercemar virus.
  4. Penggunaan alat suntik secara bergantian tanpa melalui sterilisasi
  5. Anak yang lahir dari ibu yang mengidap virus HIV.
  6. Orang yang karena pekerjaannya sering berhubungan dengan dengan penderita HIV/AIDS seperti dokter, perawat, petugas transfusi darah, bidan, dan sebagainya, karena dikhawatirkan ada luka di tubuhnya. Hal tersebut akan menjadi pintu masuk virus HIV/AIDS.
  7. · Para keluarga yang salah satu anggota keluarganya bepergian jauh dan lama seperti pelaut, sopir truk, dan pedagang keliling.
  8. Para keluarga yang hubungan suami/istri sedang tidak akur atau retak.
  9. Para keluarga yang memiliki remaja menjelang akil baligh dan yang mempunyai remaja putus sekolah yang perilakunya sehari-hari tidak terkontrol.
Bagaimana Proses Penularan HIV/AIDS?
Cairan tubuh penderita AIDS yang berperan dalam penularan adalah darah, sperma, cairan vagina, dan cairan tubuh lainnya yang tercemar HIV, misalnya air ludah. Cara penularan AIDS terutama melalui:
  1. Hubungan seksual, baik dengan sejenis maupun berbeda jenis kelamin yang mengidap virus HIV.
  2. Tukar menukar jarum suntik, akupunktur, tato, dan alat cukur yang tercemar virus HIV.
  3. Transfusi darah yang tercemar virus HIV.
  4. Dari ibu hamil yang kemasukan virus HIV kepada bayi yang dikandungnya.
  5. Pertolongan persalinan yang tercemar virus HIV.
AIDS tidak menular karena:
  1. Berjabat tangan, bersentuhan dengan badan, pakaian, dan barang-barang penderita HIV/AIDS
  2. Gigitan serangga atau nyamuk
  3. Bercium pipi
  4. Makanan dan minuman
  5. Hidup serumah dengan penderita, asalkan tidak melakukan hubungan seksual.
  6. Berenang bersama-sama dalam satu kolam renang
  7. Penderita bersin dan batuk di dekat kita
  8. Menggunakan WC yang sama dengan penderita HIV/AIDS
  9. Satu kantor atau sekolah, dll.
  10. Namun demikian tetap perlu diwaspadai apabila ada kulit kita yang terluka dapat menjadi pintu masuknya virus HIV.

Bagaimana Mencegah Tertularnya HIV/AIDS?
· Melakukan penyebarluasan informasi HIV/AIDS kepada teman, kelompok, dan keluarganya untuk mengurangi keresahan akibat berita yang salah dan menyesatkan.
· Menghindari atau mencegah penyebaran HIV/AIDS pada diri sendiri, keluarga, dan kelompoknya dengan jalan antara lain:
1. Mempertebal iman dan taqwa agar tidak terjerumus ke dalam hubungan seksual pra nikah dan di luar nikah serta berganti-ganti pasangan.
2. Hindari alat tercemar
  • Alat kedokteran disteril (disucihamakan) dengan betul
  • Jarum suntik jangan bergantian dan tidak mengkonsumsi narkoba
  • Alat cukur jangan bergantian
  • Jarum tindik,tato,alat salon harus steril
  • Hati-hati bila kerokan
3. Penderita HIV/AIDS sadar untuk tidak menularkan penyakit pada orang lain
4. Hindarkan penyalahgunaan obat narkotika, alkoholisme dan segala bentuk pornografi yang dapat merangsang ke arah perbuatan seksual yang menyimpang.
5. Kalau suami istri sudah terinfeksi virus HIV, maka pakailah kondom dengan benar dalam melakukan hubungan seksual.
6. Melakukan tindakan pengamanan terhadap pencemaran virus HIV/AIDS melalui jarum suntik, transfusi darah, dan luka yang terbuka.
7. Bagi wanita pengidap virus HIV dianjurkan untuk tidak hamil.
8. Hindarkan pemakaian pisau cukur, gunting kuku, atau sikat gigi milik orang lain.
Read more

Mengenal HIV/AIDS Lebih Jauh

Apakah Yang Dimaksud AIDS?
 
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus).
Celakanya, apabila virus HIV sudah masuk ke dalam tubuh seseorang, secara pelan-pelan merusak sistem kekebalan tubuhnya sehingga serangan penyakit lain, yang biasanya tidak berbahaya, akan dapat menyebabkan kematian.

Mengapa Perlu Tahu HIV/AIDS?

· AIDS adalah penyakit berbahaya yang mematikan.
· Belum ada obat penyembuhnya dan vaksin pencegahnya.
· AIDS dapat menyerang semua orang tanpa pandang bulu.
· Masa inkubasinya lama antara 5 sampai 7 tahun.
· Biasanya orang yang kemasukan virus HIV tidak diketahui oleh dirinya sendiri maupun orang lain, bahwa dirinya mengidap virus HIV, karena dia tampak sehat dan merasa dirinya sehat.

Pandangan Salah Tentang HIV/AIDS

Banyak orang telah mendengar tentang AIDS, namun tidak semuanya mempunyai pengetahuan yang sama dan benar tentang HIV/AIDS. Ini terlihat dari pandangan salah yang sering ditemui antara lain:

  • AIDS dianggap sebagai penyakit menular seksual biasa, seperti sipilis, kencing nanah, dan penyakit menular lainnya.
  • AIDS dianggap mudah dicegah, misalnya hanya dengan menjaga kebersihan badan pasangannya, dengan minum jamu, atau obat antibiotika sebelum melakukan hubungan seksua
  • AIDS dianggap sebagai kutukan Tuhan sehingga pengidap HIV dan penderita AIDS adalah orang yang terkutuk yang harus dikutuk.
  • AIDS dianggap hanya menyerang kota-kota besar yang sering dikunjungi oleh turis-turis dari mancanegara.
Read more